kecerdasan verbal linguistik howard gardner


mimin akan membahas masalah kecerdasan jamak howard gardner, apa sih itu kecerdasan jamak dan permainan apa saja yang bisa meningkatkan kecerdasan bahasa yang ada pada anak.

Kecerdasan verbal linguistik  howard gardner


Kercerdasan awal mulanya diartikan sebagai kemampuan dalam menyelesaikan masalah  yang berkaitan dengan kemampuan kognitif. Namun, sebenarnya kecerdasan bukan hanya berkaitan dengan kognitif. Kecerdasan melibatkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik. Banyak orang yang beranggapan bahwa anak yang cerdas adalah anak yang cerdas intelektual. Namun, kesuksesan seseorang bukan hanya pada intelektual tetapi adanya dukungan dari kecerdasan lain. Maka dari itu, untuk mengetahui lebih dalam bagaimana kecerdasan itu, penulis akan membahas masalah Sembilan kecerdasan jamak (multiple Intelligence) Howard Gardner.

A. Pengertian Kecerdasan
Intelligence (kecerdasan) dalam pengertian yang sering dikenal, kecerdasan sering didefinisikan sebagai kemampuan mental umum untuk belajar dan menerapkan pengetahuan dalam memanipulasi lingkungan, serta kemampuan untuk berfikir asbtrak (Bainbridge, 2010).  Definisi lain kecerdasan mencakup kemampuan beradaptasi dengan lingkungan baru atau perubahan lingkungan saat ini, kemampuan untuk mengavaluasi dan menilai, kemampuan untuk memahami ide-ide yang kompleks, kemampuan untuk berfikir produktif, kemampuan untuk belajar dari pengalaman dan bahkan kemampuan untuk memahami hubungan. Kecerdasan juga dipahami sebagai tingkat kinerja suatu system untuk mencapai tujuan. Suatu system dengan keceerdasan lebih besar, dalam situasi yang sama, lebih sering mencapai tujuannya. Cara lain untuk mendefinisikan dan mengukur kecerdasan bias dengan perbandingan kecepatan relative untuk mencapai tujuan dalam situasi yang sama (Muhammad Yaumi:2013:9).
Sebagian lain mengatakan bahwa multiple intelligences is a mental adaptation to new circumstances (kecerdasan jamak ialah adaptasi mental pada keadaan baru). Terdapat juga pandangan yang lebih spesifik mengatakan bahwa kecerdasan itu lebih merupakan insting dan kebiasaan yang turun – temurun atau adaptasi yang di peroleh untuk mengulangi keadaan, yang di mulai dengan trial dan error secara empiris. Bagi yang tidak sependapat dengan kedua pandangan tersebut menanggapi bahwa definisi pertama perlu di bagi dalam struktur mental, yakni insting, training dan kecerdasan . dengan demikian pandangan ini menyimpulkan bahwa kecerdasan hanya muncul dalam tindakan atas pemahaman yang mendalam, sedangkan trial and error adalah salah satu bentuk dari training atau latihan. Memang tidak dapat di pungkiri bahwa kecerdasan itu muncul dari hasil bentukkan kebiasaan yang paling sederhana ketika beradaptasi dengan keadaan yang baru. Juga, harus diterima bahwa permasalahannya , hipotesis, dan kontrol yang merupakan embrio adanya keinginan untuk melakukan trial and error serta karakteristik pengujian empiris dari adaptasi sensomotorik yang di kembangkan merupakan pertanda kuat adanya kecerdasan  (Muhammad Yaumi:2013:10).

Oleh karena itu, definisi kecerdasan harus di lihat dari dua sisi walaupun masih menyisakan definisi yang tumpang-tindih. Kedua sisi yang di maksud adalah definisi fungsional yang membentuk struktur kognisi dan struktur khusus sebagai kriteria. Sekalipun terjadi pro dan kontra seputar pengertian kecerdasan,paling tidak terdapat persyaratan minimal untuk mengatakan itu termasuk bentuk kecerdasan. Peryaratan yang dimaksud adalah  ketrampilan untuk menyelesaikan masalah yang memungkinkan setiap individu mampu memecahkan masalah yang memungkinkan setiap individu mampu memecahkan kesulitan yang di hadapi. Jika ketrampilan itu sesuai untuk menciptakan produk yang efektif, harus juga memiliki potensi untuk menemukan dan menciptakan masalah sebagai dasar untuk memperoleh pengetahuan baru. Kecerdasan manusia seharusnya di lihat dari tiga komponen utama : pertama, kemampuan untuk mengarahkan pikiran dan tindakan (the ability to direct thought and action). Kedua, kemampuan untuk mengubah arah pikiran atau tindakan (the ability to change the direction of thought and action).

B. Jenis-Jenis Kecerdasan Jamak
Mutiple Intelligence atau kecerdasan jamak adalah ketrampilan dan bakat yang dimiliki oleh siswa untuk menyelesaikan berbagai persoalan dalam pembelajaran. Menurut penelitian Howard Gardner, di dalam diri setiap anak tersimpan sembilan jenis kecerdasan yang siap berkembang. Ia memetakan lingkup kemampuan manusia yang luas tersebut menjadi sembilan kategori yang komprehensif atau sembilan macam kecerdasan dasar.Kecerdasan tersebut yaitu kecerdasan (1) kecerdasan Verbal-linguistik, (2) kecerdasan logis-matematik, (3) kecerdasan visual-spasial, (4) kecerdasan berirama-musik, (6) kecerdasan jasmaniah-kinestetik, (7) kecerdasan interpersonal, (8) kecerdasan intrapersonal, (9) kecerdasan interpersonal dan kecerdasan eksistensial-spritual.

1.      Kecerdasan verbal-linguistik
Kecerdasan verbal linguistik adalah kemampuan untuk menggunakan bahasa, termasuk bahasa ibu dan bahasa asing, untuk mengekspresikan apa yang ada di dalam pikiran dan memahami orang lain.kecerdasan ini juga disebut kecerdasan verbal karena mencakup kemampuan untuk mengekpresikan diri secara lisan dan tertulis. contohnya pencipta puisi, editor, jurnalis, dramawan, sastrawan, orator dan Tokoh terkenal seperti : Soekarno, Paus Yohanes Paulus II dan Winston Churhill.

2.      Kecerdasan logis-matematik
Kecerdasan matematik adalah kemampuan yang berkenaan dengan rangkaian alasan, mengenai pola-pola dan aturan. Kecerdasan ini merujuk pada kemampuan mengekplorasi pola-pola, kategori-ketegori dan hubungan dengan memanipulasi objek atau simbol untuk melakukan percobaan dengan cara terkontrol dan teratur. contohnya matematikus, programer, logikus.Tokoh terkenal seperti : Einstein (ahli fisika), Habibie (ahli pesawat).

3.      Kecerdasan visual-spasial
Kecerdasan spisual spasial merupakan kecerdasan yang berkaitan dengan bakat seni, khususnya seni lukis dan arsitektur. Kecerdasan visual-spasial atau kecerdasan gambar didefinisikan sebagai kemampuan menpresepsi dunia visual-spasial secara akurat serta mentraformasikan prepersi visual-spasial tersebut dalam berbagai bentuk. Tokoh terkenal seperti Sidharta (pemahat), Pablo Pacasso (pelukis).

4.      Kecerdasan jasmaniah-kinestetik
Kecerdasan jasmaniah-kinestetik adalah kemampuan untuk menggunakan seluruh tubuh dalam mengekspresikan ide, perasaan, dan menggunakan gerak untuk mentransformasikan sesuatu. Tokoh terkenal seperti : Charlie Chaplin (pemain pantonim yang ulung), Steven Seagal (aktor) dan Ronaldo (pemain bola).

5.      Kecerdasan berirama-musik
Kecerdasan musik didefinisikan sebagai kemampuan menangani bentuk musik yang meliputi kemampuan merepsepsi bentuk musical seperti menikmati musik dan bunyi-bunyian berpola nada, membedakan bentuk bunyi, kemampuan mengubah bentuk bunyi dan mengekpresikan bentuk bunyi seperti bersenandung, bernyanyi dan bersiul-siul. Tokoh terkenal seperti Beethoven dan Mozart yang seorang pencipta musik klasik.

6.      Kecerdasan intrapersonal
Kecerdasan intrapersonal dapat didefinisikan sebagai kemampuan memahami diri sendiri dan bertindak berdasarkan pemahaman tersebut. dalam hal ini kemampuan memahami diri sendiri meliputi kekuatan dan keterbatasan diri, kecerdasann akan suasana hati, maksud, motivasi tempramen, kedisiplinan diri, memahami dan kemampuan mengarahkan dan mengintropeksi diri. Anak yang memiliki kecerdasan ini dapat diarahkan menjadi ahli terapi, psikolog, penyair, motivator, filsuf dan pemimpin spiritual.

7.      Kecerdasan interpersonal
Kecerdasan interpersonal adalah kemampuan memahami pikiran, sikap dan perilaku orang lain. Kecerdasan ini didefinisikan sebagai kemampuan merepsepsi dan membedakan suasana hati, maksud, motivasi dan keinginan orang lain, serta memberikan respons secara tepat pada suasana hati, temperamen dan keinginan  orang lain. Anak yang memiliki kecerdasan ini dapat merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain dan mampu memberikan tanggapan yang tepat sehingga orang lain merasa nyaman. Contohnya komunikator, fasilitator, guru, konsultan, diplomat, aktivis dan ,mediator . Tokoh terkenal Mahatma Gandhi (tokoh perdamaian India) dan  Ibu Teresa (Pejuang kaum miskin).

8.      Kecerdasan naturalistik
Kecerdasan naturalistik adalah kemampuan dalam melakukan kategorisasi dan membuat hierarki terhadap keadaan organisme seperti tumbuh-tumbuhan, binatang dan alam. Salah satu cirinya ada pada anak-anak yang kuat kecerdasan ini adalah kesenangan pada alam, binatang seperti berani mendekati, memegang, mengelus binatang dan bahkan memiliki naluri memelihara binatang. Pengembangan karier yang sesuai dengan kecerdasan ini yaitu sebagai ahli geoglogi, astronot, ahli perikanan, aktivitis alam, pendaki gunung, ahli biologi, pelaut dan lainnya.

9.      Kecerdasan eksistensial-religius
Kecerdasan spiritual adalah kecerdasan yang diarahkan untuk menyelesaikan persoalan makna dan nilai. Artinya, suatu kecerdasan yang menempatkan tindakan dan kehidupan manusia dalam konteks makna yang lebih luas yakni kemampuan untuk mengakses suatu jalan kehidupan yang bermakna.

            C. Kecerdasan Linguistik
Menurut May Liwn, kecerdasan linguistik adalah kemampuan untuk menyusun pikiran dengan jelas dan mampu menggunakannya secara kompeten melalui kata-kata, seperti bicara, membaca dan menulis. Biasanya kecerdasan ini dimiliki oleh orator, negosiator, pengacara, negarawan dan lain sebagainya. (Suyadi:2010:151)
Kecerdasan linguistik-verbal juga dikenal dengan istilah pintar kata adalah kemampuan untuk menggunakan bahasa baik lisan maupun tulisan secara tepat dan akurat. Menggunakan kata merupakan cara utama untuk berpikir dan menyelesaikan masalah bagi orang yang memiliki kecerdasan ini. Mereka cendrung memiliki ketrampilan input dan output yang sangat baik. Mereka menggunakan kata membujuk, mengajak, membantah, menghibuR atau membelajarkan orang.(Muhammad Yaumi:2013:45)
Ciri-ciri umum yang melekat pada orang yang memiliki kecerdasan linguistik-verbal yaitu :
·         Senang membaca semua bentuk bacaan
·         Senang mencoret-coret dan menulis ketika berbicara dan mendengar
·         Sering mengintak teman-teman melalui surat, email, atau mailing list
·         Selalu memamparkan pandangan-pandangan cemerlang di hadapan orang lain
·         Sering menulis jurnal (catatan pengalaman)
·         Senang teka-teki atau kata-kata silang
·         Mampu menulis lebih baik dari teman seusianya
·         Menyukai permainan kata
·         Senang bergabung pada acara-acara debat, dialog atau berbicara di depan publik.

Secara sederhana, anak yang mempunyai kecerdasan linguistik tinggi mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
No
Usia Anak
Ciri-ciri
1
Lahir-1 tahun
a.       Merespon jika namanya dipanggil
b.      Berceloteh atau mengucapkan sepatah dua patah kata
2
1-2 tahun
a.       Mengenal suara orang-orang dekatnya
b.      Mampu menyebutkan nama benda
c.       Mengerti perintah sederhana
3
2-3 tahun
a.       Mampu mengenal suara benda, binatang atau orang lain
b.      Mampu menyatakan dalam kalimat pendek
c.       Mampu mengajukan pertanyaan sederhana
d.      Tertarik pada gambar di buku
4
3-4 tahun
a.       Mampu mengenali dan hamper bisa menirukan berbagai suara
b.      Tertarik untuk dibacakan buku cerita
c.       Mampu mengenali nama benda dan fungsinya
5
4-5 tahuna
a.       Mampu mengenali masing-masing bunyi huruf
b.      Senang belajar membaca
c.       Mampu diajak berdialog sederhana
6
5-6 tahun
a.       Mampu berbicara dengan lancar
b.      Mampu bertanya lebih banyak dan menjawab lebih kompleks
c.       Mampu mengenal bilangan dan berhitung sederhana

                                                       Sumber : Tabel 1.1 (Suyadi:2010:153)

Sesorang yang mempunyai kecerdasan liguistik salah satunya adalah T.S Elliot. Pada usia sepuluh tahun, T.S Elliot membuat sebuah majalah yang bernama Fireside, di mana ia menjadi contributor satu-satunya. Dalam jangka waktu tiga hari pada saat liburan musim dingin. Elliot membuat delapan edisi lengkap. Masing-masing syair, cerita petualangan, kolom gossip dan humor. Beberapa di antara materi ini bertahan dan menunjukkan bakatnya sebagai seorang penyair.(Gardner:2013)

D.    Permainan yang Mengasah Kecerdasan Linguistik
Learner (1982), menyatakan bahwa dasar utama perkembangan bahasa/linguistik adalah malalui pengalaman-pengalaman komunikasi yang kaya. Pengalaman-pengalaman yang kaya itu akan menunjang faktor-faktor bahasa antara lain  melalui mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. (Diana Mutiah:2010:164)
Permainan Membuat dan Menghias Kartu Ucapan untuk anak umur 5-6 tahun
Nama Permainan
Membuat dan menghias kartu ucapan (ulang tahun, tahun baru, hari raya, hari ibu dan lainnya).
Tujuan
1.      Mengasah kecerdasan linguistik anak
2.      Mengembangkan kreativitas anak.
3.      Mengembangkan kemampuan berfikir anak dalam memecahkan suatu masalah.
4.      Mengembangkan kemampuan motorik halus anak.
5.      Mengembangkan ketrampilan menulis dan bahasa anak.
6.      Memberikan pengalaman langsung pada anak bahwa karya mereka dapat berguna untuk hidupnya.


A.    Alat dan bahan yang digunakan :
1.      Permainan membuat kartu ucapan
Guru menyediakan bahan yang diperlukan dalam melaksanakan kegiatan ini yaitu :
o   Kertas tebal / karton,
o   tempelan atau gambar,
o   kertas origami yang bewarna – warni,
o   lem,
o   spidol,
o   pensil,
o   crayon atau cat warna,

B.     Langkah – langkahnya :
1.      Kegiatan persiapan :
Guru menyiapkan kertas karton  tebal dalam bentuk kartu polos untuk setiap anak dan alat serta bahan yang dibutuhkan. Disini guru melakukan penataan main.

2.      Kegiatan inti        :
Guru dan anak duduk melingkar. Anak – anak disini menyanyi, berdoa, guru menyampaikan tema. Setelah selesai guru menanyakan kembali isi cerita. Lalu guru mengaitkan tema dengan pengalaman anak. setelah itu, guru menyampaikan cara main, menyampaikan aturan main. Lalu, anak – anak melakukan kegiatan main. Anak – anak diminta menghiasi kartu dengan berbagai macam tempelan atau gambar yang ada dengan lem dan menggambar bunga, menempel hiasan, dan mewarnai kartu yang diinginkan anak .
Anak dapat menggunakan bahan yang lainnya sesuai dengan keinginan mereka.
Anak – anak dapat menuliskan kalimat yang mereka inginkan di dalam kartu ( tulisan yang belum dimengerti tidak masalah).
Setelah itu semua siap atau anak siap membuat kartu, anak-anak diminta untuk menyampaikan apa isi di dalam kartu ucapan serta kepada siapa kartu ucapan ditujukan. Hal ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan anak dalam berbicara di depan kelas. Guru mengumpulkan hasil kerja anak dan memanjangnya di kelas.

 DAFTAR PUSTAKA

Mutiah Diana. 2010. Psikologi Bermain Anak Usia Dini. 2010. Jakarta: kencana prenada media group.

Yaumi Muhammad. 2013. Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences) Mengindentifikasi dan Mengembangkan Multilenta Anak. Jakarta: Kencana prenada media group.

Suyadi. 2010. Spikologi Belajar Pendidikan Anak Usia Dini. Yogjakarta: pedagogia.

Gardner,H . 2013. Mutiple Intellengences Memaksimalkan Potensi dan Kecerdasan Individu dari Masa Kanak-Kanak hingga Dewasa. Jakarta: Daras books

Kesah. 9 Macam Kecerdasan Menurut Howard. http://www.kesah.com/2012/07/9-macam-kecerdasan-menurut-howard.html diakses pada tanggal 14 Februari 2017.


Komentar

Postingan Populer