BAB I

PENDAHULUAN

 

A.    Latar Belakang

Pada dasarnya Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditunjukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan dengan pemberian ransangan untuk dapat mengembangkan berbagai potensi yang dimilikinya. Pendidikan Anak Usia sangat identik dengan belajar melalui bermain dan bernyanyi Bermain musik bagi Anak  sangat penting dan baik bagi perkembanganya. Oleh karena itu, pendidik AUD haruslah memahami tentang sentra yang akan diterapkan oleh pendidik.


B.     Rumusan Masalah

1.      Apa pengertian sentra ?

2.      Bagaimana sentra seni tari diterapkan di PAUD ?

3.      Kegiatan apa yang terdapat pada sentra seni tari ?

C.    Tujuan

1.      Mengetahui pembelajaran sentra

2.      Memahami pembelajaran sentra seni tari

3.      Memahami kegiatan yang dilaksanakan pada sentra seni tari.

 

 

 

 




BAB II

PEMBAHASAN

 

A.    Pengertian Sentra

Model pembalajaran sentra adalah pendekatan pembelajaran yang dalam proses pembelajarannya dilakukan di dalam “lingkaran” (circle times) dan sentra bermain. Lingkaran adalah saat di mana pendidik duduk bersama anak dengan posisi melingkar untuk memberikan pijakan kepada anak yang dilakukan sebelum dan sesudah bermain.

Metode Sentra atau Beyond Centers and Circle Time (BCCT) adalah model kurikulum pendidikan anak usia dini yang dirancang oleh Pamela C. Phelps, Ph.D., seorang pendidik yang telah 40 tahun lebih menekuni bidang pendidikan anak usia dini. Phelps mengembangkan BCCT di lembaga pendidikan dan penelitian Creative Center for Childhood Research and Training (CCCRT), Tallahassee, Florida, Amerika Serikat. Di dalam lembaga itu, ia mengelola Creative Pre-School, yang sejak tahun 1989 ditetapkan sebagai sebuah model negara bagian dan kemudian nasional sekolah usia dini inklusif, yang dapat melayani anak-anak berkebutuhan khusus.

Metode Sentra atau BCCT dirancang untuk memenuhi kebutuhan tiga jenis main sebagai moda belajar anak usia dini. Ketiga jenis main yang dibutuhkan anak usia dini itu adalah main sensorimotor, main pembangunan, dan main peran (Sara Smilansky, 1992, dan Charles H. Wolfgang, 1991). Pemenuhan kebutuhan ketiga jenis main dijalankan secara terpadu dan terukur sesuai dengan tahap-tahap perkembangan anak. Ketiga jenis main itu disediakan di Sentra-Sentra.

Setiap hari, setiap guru Sentra menyediakan rangkaian aktivitas main selama satu hari belajar bagi anak-anak. Rangkaian aktivitas itu harus direncanakan dengan matang agar dapat memfasilitasi proses pembangunan kemampuan anak secara menyeluruh sesuai dengan tahap-tahap perekembangannya. Pembangunan kemampuan itu mencakup keenam aspek curricular domain, yaitu psikomotor, afeksi, kognisi, sosial, bahasa, dan estetika.

Dalam merencanakan pengalaman main, guru memperhatikan dengan teliti kecukupan jumlah aktivitas main (densitas) dan lama proses bermain (intensitas). Pengalaman-pengalaman main dirancang dalam rangka mendukung anak melalui tahap-tahap perkembangannya secara sehat dan lancar. Penerapan rencana guru dalam kegiatan Sentra dimulai dari penataan lingkungan main yang memperhatikan dengan cermat masalah keamanan, kenyamanan dan kelancaran bermain bagi anak.

B.     Sentra Seni

Sentra seni dapat dibagi dalam seni musik, seni tari, seni kriya, atau seni pahat. Penentuan sentra seni yang dikembangkan tergantung pada kemampuan satuan PAUD. Disarankan minimal ada dua kegiatan yang dikembangkan di sentra seni yakni seni musik dan seni kriya. Sentra seni mengembangkan kemampuan motorik halus, keselarasan gerak, nada, aspek sosial-emosional dan lainnya.

C.    Sentra Seni Tari

Seni tari merupakan salah satu bagian dari pendidikan seni yang terdapat dalam program pembelajaran. Pendidikan seni dengan pendekatan kompetensi sebagai salah suatu alternatif solusi dan antisipasi pada persaingan global yang kompetitif. Pendidikan berbasis kompetensi adalah pendidikan yang menitikberatkan pada penguasaan kemampuan atau kompetensi untuk mengerjakan atau melakukan sesuatu (Masunah, 2003:5)

Gerakan tari pada anak usia dini umumnya bersifat pengulangan dari 5-6 gerakan, dengan ditambah variasi formasi yang sederhana. Hal penting yang perlu diperhatikan oleh guru ataupun orangtua adalah memperhatikan kondisi fisik dan psikologis anak saat ingin menari. Memaksakan atau menekan anak untuk menunjukkan suatu gerakan tari, terlebih harus sempurna, hanya akan membuat kondisi menjadi semakin buruk dan tidak mengembangkan kreativitas mereka. Berikut ini adalah beberapa contoh kegiatan yang dilakukan guru dan anak berdasarkan indikator kemampuan dari kecerdasan musikal:

1)      Menyanyikan lagu-lagu anak

Guru mengajak anak menyanyikan lagu-lagu yang sesuai dengan tema-tema yang digunakan atau yang dekat dengan kehidupan sehari-hari mereka. Dalam hal ini guru dapat membuat atau mengkreasikan lagu baru ciptaannya sendiri. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan atau tanpa alat musik pengiring.

2)       Bermain Tepuk

Kegiatan bermain tepuk merupakan salah satu kegiatan yang juga sangat digemari anak selain bernyanyi. Anak akan dikenalkan berbagai pola tepuk yang disesuaikan dengan tema-tema. Gerak dan ekspresi sangat memberi pengaruh dalam kegiatan ini. Guru juga dapat berkreasi membuat berbagai permainan tepuk yang memotivasi, mengenalkan sebuah konsep, atau melatih konsentrasi anak.

 

3)      Tebak nada dan lagu

Dalam kegiatan ini, guru dapat melakukannya dengan bantuan alat musik ataupun dengan bersenandung tanpa syair. Kemudian anak diminta menebak lagu berdasarkan bunyi solmisasi dari alat musik tersebut atau nada yang dimunculkan dari suara senandung guru.

4)      Bermain alat musik buatan

Ada beberapa jenis alat musik yang bisa dipelajari atau dilatihkan kepada anak. Alat musik juga ada yang berupa alat musik permanen maupun alat musik buatan di mana bahannya dapat diperoleh di sekitar anak. Agar lebih menarik, alat-alat itu kemudian dihiasi dengan berbagai macam hiasan. Saat melaksanakan kegiatan ini sebaiknya guru

5)      Gerak dan Lagu-Menari

Secara umum ada dua jenis tarian dalam kegiatan seni itu sendiri. Pertama, kegiatan tari daerah. Kemudian dilanjutkan dengan menari modern. Sebelum anak diajarkan tari, biasanya anak akan diajak bergerak bebas mengikuti irama musik. Kemudian mereka mulai dikenalkan dengan kegiatan gerak tari yang berpola dan menggunakan beberapa formasi.

Karakteristik gerak pada anak usia dini umumnya mereka dapat melakukan dengan berbagai kegiatan-kegiatan pergerakan  menirukan. Apabila seorang guru dapat menunjukkan kepada anak didik suatu action yang dapat diamati (observable), maka anak akan mulai membuat tiruan action tersebut sampai pada tingkat otot-ototnya dan dituntut oleh dorongan kata hati untuk menirukannya.

Kemampuan anak-anak dalam masa pertumbuhan selalu bergerak. Sejalan dengan perkembangan fisik serta mental anak, kegiatan gerak yang dilakukan mereka sangat bervariasi dan atraktif, biasanya gerak yang mereka lakukan berkenaan dengan dunia permainan. Dalam bermain anak-anak melakukan gerak kreatif dengan mengungkapkan berbagai ekspresi melalui simbol gerak. Pengekspresian simbol gerak berhubungan dengan penggunaan tubuh, ikiran, dan jiwa (rasa) yang tergabung dalam ekspresi nonfungsional dan komunikasi diri.

Bahwa dalam perkembangan umumnya anak usia dini dapat melakukan kegiatan-kegiatan bergerak sebagai berikut :

a.    Menirukan, seperti yang telah penulis ungkapkan sebelumnya dalam upaya pengembangan kreativitas tari bahwa dalam bermain anak senang menirukan sesuatu yang dilihat. Anak dapat menirukan gerakan-gerakan yang dilihat baik dari televisi ataupun gerakan-gerakan yang secara langsung dilakukan oleh orang lain, berdasarkan tema maupun gerakan-gerakan binatang yang diamati.

b.    Manipulasi, dalam kegiatan ini anak-anak secara spontan menampilkan berbagai gerak-gerak dari obyek yang diamatinya. Namun dalam pengamatan dari obyek tersebut anak akan menampilkan sebuah gerakan yang hanya disukainya.

Menurut Kamtini dan Tanjung (2005:10) dalam bukunya yang berjudul Bermain Melalui Gerak dan Lagu di TK bahwa secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa karakteristik gerak fisik anak TK adalah :

1.        bersifat sederhana,

2.        bersifat maknawi dan bertema, artinya tiap gerak mengandung tema tertentu,

3.        gerak anak menirukan gerak keseharian orang tua dan juga orang-orang yang berada di sekitarnya,

4.        anak juga menirukan gerak-gerak binatang.

Seorang guru TK dalam menata sebuah tari-tarian bagi anak TK harus memperhatikan dua hal yaitu, harus memperhatikan bagian-bagian tubuh yang dapat dilatih dari karakteristik atau ciri-ciri gerak anak.

Menurut Desfina (2005:25) ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk dapat memberikan tari yang sesuai dengan karakteristik anak TK yaitu ada beberapa butir yang harus diketahui antara lain :

  1. Tema

Bahwa pada umumnya anak-anak selalu menyenangi apa yang pernah dia lihat. Dari apa yang dilihatnya secara tidak disadari atau disadari dengan spontan. Anak akan menirukan gerak-gerak yang sesuai dengan apa yang pernah dilihatnya.

Dari gerak-gerak yang pernah dilihat dan diamati oleh anak maka dapat dijadikan suatu tema. Tema-tema yang pada umumnya disenangi oleh anak-anak TK diantaranya adalah tingkah laku binatang seperti : kucing, anjing, burung, kupu-kupu, bebek dan lain-lain. Anak juga menirukan tingkah laku manusia seperti : ayah, ibu, dokter, insinyur dan lain-lain.

  1. Bentuk Gerak

Bentuk gerak yang sesuai dengan karakteristik tari anak-anak, pada umumnya gerak-gerak yang dilakukannya tidaklah terlalu sulit dan sangat sederhana sekali. Mengingat pada dasarnya imajinasi anak TK tinggi dan mempunyai daya kreativitas yang tinggi pula. Dan bentuk-bentuk gerak yang biasa dilakukan adalah bentuk gerak-gerak yang lincah, cepat dan seakan menggambarkan kegembiraannya.

 

  1. Bentuk Iringan

Dilihat dari karakteristik anak yang senang bergerak dengan gembira, anak TK biasanya menyenangi musik iringan yang menggambarkan kesenangan dan kegembiraan. Terutama lagu-lagu anak yang mudah diingat, misalnya: lagu kelinciku, kebunku, kupu-kupuku dan lain-lain.

 

  1. Jenis Tari

Apabila suatu karya cipta gerak tari sudah tersusun dan menjadi satu kesatuan tari anak, maka dibentuklah menjadi satu bentuk tari dan sebuah jenis tari yang sesuai dengan karakteristik dan sifat anak TK yang memiliki sifat kegembiraan atau kesenangan, geraknya yang lincah dan sederhana, dan iringan musiknya pun mudah dipahami oleh anak.


 

BAB III

PENUTUP

 

A.     Kesimpulan

Sentra adalah Model pembalajaran sentra adalah pendekatan pembelajaran yang dalam proses pembelajarannya dilakukan di dalam “lingkaran” (circle times) dan sentra bermain. Lingkaran adalah saat di mana pendidik duduk bersama anak dengan posisi melingkar untuk memberikan pijakan kepada anak yang dilakukan sebelum dan sesudah bermain.

Sentra bermain adalah zona atau arena bermain anak yang dilengkap dengan seperangkat alat bermain yang berfungsi sebagai pijakan lingkaran yang diperlukan untuk mengembangkan seluruh potensi dasar anak didik dalam berbagai aspek perkembangan secara seimbang. Sentra yang dibuka setiap harinya disesuaikan dengan jumlah kelompok di setiap PAUD.

 

B.     Saran 

Demikianlah pembahasan makalah mengnai pembelajaran sentra, semoga dapat bermanfaat bagi rekan semua. Kritik dan saran sangat pemakalah harapkan demi untuk perbaikan makalah kami selanjutnya.

 

Komentar

Postingan Populer